Rabu, 18 April 2012

ibuku sayang


Wednesday, February 15, 2012

Puisi Ibu '' Do'amu Ibu ''


Sebuah puisi Ibu dengan judul  Do'amu Ibu puisi terbaru dari saya untuk Anda yang mungkin sedang mencari puisi dengan tema puisi Ibu. Dengan maraknya karya puisi dari temen-temen , ini saya mencoba meramaikan khasanah perpuisian Indonesia, dan ini bisa menambah semarak seni sastra dinegeri kita tercinta. Nah, semoga bermanfaat dan selamat membaca puisi Do'amu Ibu.



DO'AMU IBU


Ibu...!

Aku tahu...
Semua letihmu itu tulus
Dan...akupun tahu
Bukan apa-apa yang engkau ingin
Engkau tak pernah inginkan apa-apa

Ibu...!

Dulu engkau pernah bilang
Cepatlah besar anakku !
Jadilah engkau orang besar
Yang membesarkan hati Ibu

Ibu...!

Semua hebatku
Tak kan pernah ada
Tanpa ikhlas pengorbananmu

Ibu...!

Sabdamu adalah do'a
Do'a yang nyaring terdengar
Dan pasti... didengar !

Bukan gelimang harta tuk membalas

Bukan pula, tahta dan mahkota
Bhakti, taat... menjaga hati
Itu saja...cari dan mesti kau beri


By: Wong  alasan




TERIMA-KASIH..IBU


IBU...rambutmu kini sudah mulai memutih

Kulitmu tak lagi kencang
Penglihatanmu tak lagi terang
Jalanmu kini sudah mulai goyang

Namun..apa yang terlihat

Semua itu tak pernah engkau rasakan
Semua itu tak pernah engkau pedulikan
Aku paham, semua itu demi anakmu

Sepanjang jalan engkau mengais rejeki

Sepanjang waktu engkau berhitung
Berapa laba kau dapat hari ini
Tuk membayar semua letihmu

Engkau tak lagi dapat membedakan

Mana siang, mana malam
Semangat mengalahkan gemetar kakimu
Dan segala rasa lelahmu

Ini semua...untuk siapa?

Hanya untuk anakmu
Anak yang engkau impikan menjadi orang hebat
Mencapai setumpuk asa

IBU...sampai kapanpun,

Anakmu tak kan pernah lupa
Atas semua jasa, do'a dan derita
Keringat yang engkau cucurkan

IBU...engkau sudah terlalu besar, berkorban

Hanya surga yang pantas membayar tulusmu
Hanya Tuhan yang pantas menjagamu
Dunia dan akherat...

IBU...

Anakmu kan selalu merindumu
Do'a di setiap hembus nafas ini
Terima kasih...IBU, untuk semua ikhlasmu

By: Wong alasan    





ENGKAULAH SURGAKU



Hari ini aku bertanya

Untuk diriku sendiri
Sederhana, tapi tak sesederhana itu
Untuk menjawabnya

Butuh waktu

Perjuangan
Kesungguhan
Entah...apa lagi

Tanya yang harus ku jawab

Dengan, benar..pasti
Hingga ku yakin
Itu...pasti benar

Tuhan..Engkau bilang

Surga ditelapak kaki ibu
Makna yang terbalut bahasa
Yang sulit ku terjemahkan

Biarkan ku coba mencari

Mulai hari ini..dan seterusnya.
Hingga kuberhenti
Kudapati semua jawab

Ibu...

Ijinkan aku mencari Surgamu
Yang masih rapat...tersimpan
Diantara rimbun belantara hidup

Ibu...

Kumohon petuahmu
Apa kan kubuat
Untuk bahagiamu

Ibu...

Tunjukkanlah
Arah mana kan ku tuju
Timur, selatan, barat atau utara
Tuk kudapat ungkap semua-jawab

By: Wong Alasan






BUNDA



Bunda...

Bunda...
Usiamu kini tak lagi muda
Tapi aku jua belum bisa apa-apa

Bunda...

Bunda...
Kakimu tak sekuat dulu
Menopang tubuh dan juga aku dikala mengandungku

Bunda...

Bunda...
Tak ada yang berubah dari kasih dan sayangmu
Meski mataku terbelalak namun tak sesadar itu

Bunda...

Bunda...
Lidahmu penawar segala sakitku
Dan tamparmu penyadar hidayahku

Bunda...

Bunda...
Tak ada yang sepadan sebuah kata kias
Karna hanya '' BUNDA '' itu jua yang pas

Karya: mz chasan

bintang hatiku

Sejarah Pengamatan

Bintang-bintang telah menjadi bagian dari setiap kebudayaan. Bintang-bintang digunakan dalam praktik-praktik keagamaan, dalam navigasi, dan bercocok tanam. Kalender Gregorian, yang digunakan hampir di semua bagian dunia, adalah kalender Matahari, mendasarkan diri pada posisi Bumi relatif terhadap bintang terdekat, Matahari.
Astronom-astronom awal seperti Tycho Brahe berhasil mengenali ‘bintang-bintang baru’ di langit (kemudian dinamakan novae) menunjukkan bahwa langit tidaklah kekal. Pada 1584 Giordano Bruno mengusulkan bahwa bintang-bintang sebenarnya adalah Matahari-matahari lain, dan mungkin saja memiliki planet-planet seperti Bumi di dalam orbitnya,[1] ide yang telah diusulkan sebelumnya oleh filsuf-filsuf Yunani kuno seperti Democritus dan Epicurus.[2] Pada abad berikutnya, ide bahwa bintang adalah Matahari yang jauh mencapai konsensus di antara para astronom. Untuk menjelaskan mengapa bintang-bintang ini tidak memberikan tarikan gravitasi pada tata surya, Isaac Newton mengusulkan bahwa bintang-bintang terdistribusi secara merata di seluruh langit, sebuah ide yang berasal dari teolog Richard Bentley.[3]
Astronom Italia Geminiano Montanari merekam adanya perubahan luminositas pada bintang Algol pada 1667. Edmond Halley menerbitkan pengukuran pertama gerak diri dari sepasang bintang “tetap” dekat, memperlihatkan bahwa mereka berubah posisi dari sejak pengukuran yang dilakukan Ptolemaeus dan Hipparchus. Pengukuran langsung jarak bintang 61 Cygni dilakukan pada 1838 oleh Friedrich Bessel menggunakan teknik paralaks.
William Herschel adalah astronom pertama yang mencoba menentukan distribusi bintang di langit. Selama 1780an ia melakukan pencacahan di sekitar 600 daerah langit berbeda. Ia kemudian menyimpulkan bahwa jumlah bintang bertambah secara tetap ke suatu arah langit, yakni pusat galaksi Bima Sakti. Putranya John Herschel mengulangi pekerjaan yang sama di hemisfer langit sebelah selatan dan menemukan hasil yang sama.[4] Selain itu William Herschel juga menemukan bahwa beberapa pasangan bintang bukanlah bintang-bintang yang secara kebetulan berada dalam satu arah garis pandang, melainkan mereka memang secara fisik berpasangan membentuk sistem bintang ganda.

[sunting] Radiasi

Tenaga yang dihasilkan oleh bintang, sebagai hasil samping dari reaksi fusi nuklear, dipancarkan ke luar angkasa sebagai radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi partikel yang dipancarkan bintang dimanifestasikan sebagai angin bintang (yang berwujud sebagai pancaran tetap partikel-partikel bermuatan listrik seperti proton bebas, partikel alpha dan partikel beta yang berasal dari bagian terluar bintang) dan pancaran tetap neutrino yang berasal dari inti bintang.
Hampir semua informasi yang kita miliki mengenai bintang yang lebih jauh dari Matahari diturunkan dari pengamatan radiasi elektromagnetiknya, yang terentang dari panjang gelombang radio hingga sinar gamma. Namun tidak semua rentang panjang gelombang tersebut dapat diterima oleh teleskop landas Bumi. Hanya gelombang radio dan gelombang cahaya yang dapat diteruskan oleh atmosfer Bumi dan menciptakan ‘jendela radio’ dan ‘jendela optik’. Teleskop-teleskop luar angkasa telah diluncurkan untuk mengamati bintang-bintang pada panjang gelombang lain.
Banyaknya radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh bintang dipengaruhi terutama oleh luas permukaan, suhu dan komposisi kimia dari bagian luar (fotosfer) bintang tersebut. Pada akhirnya kita dapat menduga kondisi di bagian dalam bintang, karena apa yang terjadi di permukaan pastilah sangat dipengaruhi oleh bagian yang lebih dalam.
Dengan menelaah spektrum bintang, astronom dapat menentukan temperatur permukaan, gravitasi permukaan, metalisitas, dan kecepatan rotasi dari sebuah bintang. Jika jarak bisa ditentukan, misal dengan metode paralaks, maka luminositas bintang dapat diturunkan. Massa, radius, gravitasi permukaan, dan periode rotasi kemudian dapat diperkirakan dari pemodelan. Massa bintang dapat juga diukur secara langsung untuk bintang-bintang yang berada dalam sistem bintang ganda atau melalui metode mikrolensing. Pada akhirnya astronom dapat memperkirakan umur sebuah bintang dari parameter-parameter di atas.

[sunting] Fluks pancaran

Kuantitas yang pertama kali langsung dapat ditentukan dari pengamatan sebuah bintang adalah fluks pancarannya, yaitu jumlah cahaya atau tenaga yang diterima permukaan kolektor (mata atau teleskop) per satuan luas per satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam satuan watt per cm2 (satuan internasional) atau erg per detik per cm2 (satuan cgs).

[sunting] Luminositas

Di dalam astronomi, luminositas adalah jumlah cahaya atau energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang ke segala arah per satuan waktu. Biasanya satuan luminositas dinyatakan dalam watt (satuan internasional), erg per detik (satuan cgs) atau luminositas Matahari. Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka luminositasnya adalah,
L = 4 \pi R^2 \sigma T_{e}^4
dimana L adalah luminositas, σ adalah tetapan Stefan-Boltzmann, R adalah jari-jari bintang dan Te adalah temperatur efektif bintang.
Jika jarak bintang dapat diketahui, misalnya dengan menggunakan metode paralaks, luminositas sebuah bintang dapat ditentukan melalui hubungan
E = \frac {L} {4 \pi d^2}
dengan E adalah fluks pancaran, L adalah luminositas dan d adalah jarak bintang ke pengamat.

[sunting] Magnitudo

Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup. Terdapat juga kecerahan yang diukur secara mutlak, yang menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui persamaan,
m = -2,5 \log(E) + konstanta \,\!
dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.

[sunting] Satuan pengukuran

Kebanyakan parameter-parameter bintang dinyatakan dalam satuan SI, tetapi satuan cgs kadang-kadang digunakan (misalnya luminositas dinyatakan dalam satuan erg per detik). Penggunaan satuan cgs lebih bersifat tradisi daripada sebuah konvensi. Seringkali pula massa, luminositas dan jari-jari bintang dinyatakan dalam satuan Matahari, mengingat Matahari adalah bintang yang paling banyak dipelajari dan diketahui parameter-parameter fisisnya. Untuk Matahari, parameter-parameter berikut diketahui:
massa Matahari: M_\bigodot = 1.9891 \times 10^{30} kg[5]
luminositas Matahari: L_\bigodot = 3.827 \times 10^{26} watt[5]
radius Matahari: R_\bigodot = 6.960 \times 10^{8} m[6]
Skala panjang seperti setengah sumbu besar dari sebuah orbit sistem bintang ganda seringkali dinyatakan dalam satuan astronomi (AU = astronomical unit), yaitu jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari.

untuk indonesiaku

Universitas Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Universitas Indonesia
UI Logo.svg
Didirikan 1849 (sebagai Dokter-Djawa School)
1950 (sebagai Universiteit Indonesia)[1]
Jenis Universitas negeri berstatus BHMN
Motto Veritas, Probitas, Iustitia
Rektor Gumilar Rusliwa Somantri
Mahasiswa 47.357 (per 2010)[rujukan?]
Kampus Urban
Lokasi Kota Depok, Jawa Barat, Indonesia
Telepon +62-21-7270020
Warna Kuning
Julukan Jaket Kuning
Afiliasi AUN, ASAIHL, APRU, - ASEA UNINET – FUIW - SEAMEO - AUAP
Situs web www.ui.ac.id
Universitas Indonesia, disingkat UI, adalah sebuah perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya terletak di bagian Utara dari Depok, Jawa Barat, dan kampus utama lainnya terdapat di daerah Salemba di Jakarta Pusat.
Universitas Indonesia secara umum dianggap sebagai salah satu dari tiga Perguruan Tinggi papan atas di Indonesia, bersama dengan UGM dan ITB[2][3]. UI mendapat rangking 395 di THES World University Rankings of 2007, di antara 11000 universitas yang dinilai di seluruh dunia[3]. Pada bulan Oktober 2008, UI menduduki peringkat ke-287 di antara top university di dunia[3] dan pada tahun 2009 menduduki peringkat ke-50 besar di Asia.[4] Pada bulan Oktober 2009, UI menduduki peringkat ke-201 di antara top university di dunia[3][5].

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Sejarah

Gedung Geneeskundige Hogeschool di Batavia (1927)
Gedung rektorat yang sering dijadikan ikon UI.
Sejarah Universitas Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1851. Ketika itu, pemerintah kolonial Belanda mendirikan sebuah sekolah yang bertujuan untuk menghasilkan asisten dokter tambahan. Pelajar di sekolah itu mendapatkan pelatihan kedokteran selama dua tahun. Lulusannya diberikan sertifikat untuk melakukan perawatan-perawatan tingkat dasar serta mendapatkan gelar Dokter Jawa (Javanese Doctor), bergelar demikian karena dokter ini hanya diberi izin untuk membuka praktek di wilayah Hindia Belanda, terutama di pulau Jawa. Pada tahun 1864, program pendidikan tersebut ditambah waktunya menjadi tiga tahun, dan pada tahun 1875 menjadi 7 tahun. Gelar yang diberikan pun berubah menjadi Dokter Medis (Medical Doctor)
Pada tahun 1898, pemerintah kolonial mendirikan sekolah baru untuk melatih tenaga medis, yaitu STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Pendidikan di STOVIA berlangsung selama 9 tahun: 3 tahun setingkat SMP, tiga tahun setingkat SMA, dan tiga tahun lainnya setingkat Diploma. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian memainkan peranan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1924 pemerintah kolonial mendirikan RHS (Rechts Hogeschool) yang bertujuan untuk memenuhi tenaga administrasi sipil rendahan. RHS inilah yang menjadi cikal-bakal Fakultas Hukum UI. Pada tahun 1927 mengubah status dan nama STOVIA menjadi GHS (Geneeskundige Hogeschool). Gedung pendidikan dan pelatihan kedokteran yang digunakan GHS menjadi gedung Fakultas Kedokteran UI saat ini. Banyak alumni GHS yang kemudian berperan besar dalam pendirian Universitas Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Badan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (BPTRI) didirikan di Jakarta. BPTRI memiliki tiga fakultas, yaitu Kedokteran dan Farmasi, Sastra, dan Hukum. Pada tahun yang sama, institusi ini berhasil meluluskan 90 orang sebagai dokter. Ketika tentara kolonial Belanda kembali menguasai Jakarta di akhir tahun 1945, BPTRI dipindahkan ke Klaten, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Pada tanggal 21 Juni 1946 NICA mendirikan sebuah Nood Universiteit atau Universitas Sementara di Jakarta. Pada tanggal 21 Maret 1947, nama Nood Universiteit diganti menjadi Universiteit van Indonesie (UVI). Akhirnya, setelah Jakarta berhasil diambil alih kembali, pemerintah mengembalikan BPTRI ke Jakarta dan menggabungkannya dengan Universiteit van Indonesie, dan memberinya nama baru Universiteit Indonesia (UI).
UI secara resmi memulai kegiatannya pada 2 Februari 1950 dengan presiden (saat ini disebut rektor) pertamanya Ir. R.M. Pandji Soerachman Tjokroadisoerio. Kantor Presiden Universiteit Indonesia mula-mula berkedudukan di Jakarta, tepatnya di gedung Fakultas Kedokteran di Jl Salemba Raya no. 6, kemudian dipindahkan ke salah satu bangunan bekas pabrik madat di Jl. Samlemba Raya no. 4, Jakarta. Tanggal 2 Februari 1950 kemudian dijadikan hari kelahiran Universitas Indonesia.
Awalnya, UI memiliki 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakulteit Kedokteran, Fakulteit Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakulteit Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakulteit Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakulteit Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakulteit Pertanian dan Fakulteit Kedokteran Hewan di Bogor; Fakulteit Ekonomi di Makassar; Fakulteit Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya.
Pada tahun 1955, Undang-Undang No. 10 tentang pengubahan kata universiteit, universitet, dan universitit disyahkan, sehingga sejak itu, Universiteit Indonesia secara resmi diubah namanya menjadi Universitas Indonesia.
Berangsur-angsur fakultas-fakultas yang berada di daerah memisahkan diri membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri. Pada tanggal 2 Maret 1959 Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam di Bandung terbentuk dan berkembang menjadi Institut Teknologi Bandung. Selanjutnya pada 1 September 1963 Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan UI memisahkan diri pula menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang kini menjadi perguruan tinggi pertanian terkemuka bertaraf internasional. Fakultas di Surabaya menjadi Universitas Airlangga dan di Makassar menjadi Universitas Hasanuddin. Pada 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta dan kini berubah kembali menjadi Universitas Negeri Jakarta.
Ketika Orde Baru dimulai pada tahun 1966, pemerintah menunjuk beberapa guru besar UI untuk menduduki jabatan menteri dengan tujuan untuk memulihkan kembali situasi ekonomi nasional. Sejak saat itu, UI secara konstan telah memberikan kontribusi nyata pada usaha-usaha pemerintah untuk meraih kemakmuran nasional.
Pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 152 tahun 2000, UI ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri mandiri berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam status tersebut, UI wajib lebih mengedepankan kinerja pengelolaan sebuah universitas publik dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan transparansi.

[sunting] Kampus

Monumen yang ada di UI kampus Depok.

[sunting] Salemba

Kampus Salemba terletak di daerah Salemba, Jakarta Pusat [6]. Fakultas yang berada di kampus ini adalah Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan beberapa program pascasarjana, program Ekstensi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, serta laboratorium Fakultas Teknik.

[sunting] Depok

Kampus Depok, terletak di Kota Depok, Jawa Barat [7], dibangun pada pertengahan tahun 1980-an untuk mengakomodasi modernisasi universitas. Saat ini, Kampus Depok adalah kampus utama Universitas Indonesia. Sebagian besar fakultas di UI (MIPA, Teknik, Psikologi, Hukum, Ekonomi, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Pengetahuan Budaya, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Keperawatan) berada di sini. Kampus Depok dilewati oleh rel kereta Jakarta-Bogor sehingga mahasiswa mendapatkan kemudahan transportasi.
Perpustakaan Pusat Universitas juga terletak di sini. Selain itu terdapat pula berbagai fasilitas lain seperti Pusat Administrasi Universitas, Pusat Kegiatan Mahasiswa, gymnasium, stadion, lapangan hoki, penginapan (Wisma Makara), agen perjalanan Makara Tour & Travel, dan asrama.

[sunting] Fakultas

Program studi di UI dikelola oleh 12 fakultas dan 1 program vokasi. Fakultas-fakultas tersebut adalah:
 

[sunting] Lambang dan atribut

[sunting] Lambang

Lambang Universitas Indonesia terdiri dari dua unsur, yaitu pohon dengan cabang-cabangnya, dan makara. Ide dasar bentuk lambang Universitas Indonesia adalah kala-makara. Kala adalah kekuatan dari atas (Matahari), sementara makara adalah kekuatan dari bawah (Bumi). Kedua kekuatan itu kemudian dipadukan dan distilir oleh Sumartono, mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia yang ilmu dan karyanya menyebar ke segala penjuru.
Bagian-bagian dalam lambang UI
Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.
Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.
Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Namun, tidak diketahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut.
Buku pertama yang menggunakan lambang Universitas Indonesia di sampulnya untuk pertama kali adalah buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, Bandung, 120 hlm.)

[sunting] Panji

UI memiliki panji berbentuk kapak yang lazim digunakan pada zaman neolithikum, yang merupakan masa peralihan dari zaman batu ke zaman perunggu. Hal ini melambangkan sifat dinamis bangsa Indonesia yang selalu mengikuti zaman.[8]
Di tengah kapak tersebut terdapat lambang Universitas Indonesia yang berbentuk bulat seperti matahari, melambangkan Universitas Indonesia sebagai penyuluh dan pelopor rakyat Indonesia di bidang ilmu pengetahuan. Lambang UI bewarna kuning keemasan pada panji dan bendera fakultas atau satuan organisasi di lingkungan UI melambangkan kebesaran dan keagungan.[8]
Setiap fakultas di UI memiliki warna panji yang berbeda-beda, yaitu:
  • Hijau tua untuk Fakultas Kedokteran
  • Hijau tua-putih untuk Fakultas Kedokteran Gigi
  • Hitam-biru tua untuk Fakultas MIPA
  • Biru tua untuk Fakultas Teknik
  • Merah tua untuk Fakultas Hukum
  • Abu-abu untuk Fakultas Ekonomi
  • Putih untuk Fakultas Ilmu Budaya
  • Biru Muda untuk Fakultas Psikologi
  • Jingga untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
  • Ungu untuk Fakultas Kesehatan Masyarakat
  • Biru tua-merah untuk Fakultas Ilmu Komputer
  • Biru muda-biru tua untuk Fakultas Ilmu Keperawatan
  • Hijau tua-orange-biru tua untuk Sekolah Vokasi
  • Cokelat untuk Program Pascasarjana

[sunting] Jaket almamater dan jas

Jaket almamater UI memiliki warna dasar kuning dengan gambar lambang Universitas Indonesia yang terpasang di dada sebelah kiri yang warnanya sesuai dengan warna panji fakultas masing-masing.
Jas UI bewarna dasar kuning almamater dengan bergambar logo UI yang dibuat dengan benang bordir bewarna kuning dan ditempel di dada sebelah kiri. Jas UI digunakan pada acara protokoler universitas.

[sunting] Kendi ilmu

"Kendi Ilmu" adalah kendi yang pada setiap acara wisuda diserahterimakan dari sarjana baru kepada mahasiswa baru. Arti simbolik dari penyerahan ini adalah kesinambungan dari generasi yang pergi kepada generasi yang datang. Kesinambungan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan sebagai hasil perjuangan dan daya upaya yang sungguh-sungguh.

[sunting] Peringkat dan Prestasi

Tahun 2009, Universitas Indonesia berada pada peringkat 201 pada Times Higher Education Supplement World University Rankings 2009, dan merupakan peringkat pertama universitas di Indonesia. Peringkat kedua diraih oleh Universitas Gadjah Mada dan peringkat ketiga adalah Institut Teknologi Bandung.[9]
Menurut survey lokal yang terakhir dari Globe Asia (2008) UI mendapat rangking pertama di antara universitas-universitas di Indonesia [10]. Laporan ini juga didukung oleh Majalah Tempo, sebuah majalah utama di Indonesia, yang melakukan survey dan analisis tentang ranking universitas dan pendidikan di Indonesia.[11]. Universitas Indonesia dinilai sebagai Universitas yang paling vibrant di Indonesia. Sejak tahun 2004, survey majalah Tempo melaporkan fakta bahwa lulusan UI adalah di antara sarjana lulusan terbaik di Indonesia menurut beberapa kriteria seperti kualitas lulusan, citra yang baik, kepuasan industri yang menggunakan tenaga kerja, kualitas pengajaran, metodologi pendidikan, kualitas fasilitas kampus yang berbasis lingkungan taman hutan raya yang hijau, serta keketatan persaingan masuk ke perguruan tinggi[12] .
Pada tahun 2008, Universitas Indonesia menjadi Pemenang dalam Indonesia ICT award untuk Smart Campus dengan Best Content and Application. Untuk kategori Accessibilty and Connectivity, Universitas Indonesia juga mendapat Merit Award. Saat ini 90% area universitas sudah dilingkupi oleh infrastruktur dan layanan IT (hostpot) dengan bandwidth sebesar 305 Mbytes per second ke Internet dan 155 Mbps ke Jaringan Riset Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT) [13].

[sunting] Unit Kegiatan Mahasiswa

Unit Kegiatan Mahasiswa merupakan organisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas yang fungsinya menampung berbagai minat dan bakat dari para mahasiswa UI. Unit Kegiatan Mahasiswa tersebut antara lain:
  • UKM Seni
    • Marching Band Madah Bahana
    • Orkes Simfoni Mawaditra
    • Paduan Suara Paragita
    • Liga Tari Krida Budaya
    • Teater Mahasiswa
  • UKM Olah Raga
    • Bulu Tangkis
    • Softball
    • Hockey
    • Bola Voli
    • Atletik
    • Tenis Meja
    • Tenis Lapangan
    • Sepak Bola
    • Bola Basket
    • Renang
    • Catur
    • Bridge
    • Menembak
    • Berkuda
    • Memanah

[sunting] Fasilitas

Masjid Ukhuwah Islamiyah di tengah kampus.

[sunting] Perpustakaan

UI memiliki perpustakaan dengan luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai. Pemancangan tiang perdana dilakukan Senin (1/6/2009) ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009. Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik. Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air, dan kertas. Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku. Perpustakaan ini terbuka juga untuk umum. [14]

[sunting] Asrama

UI memiliki dua asrama, yaitu Asrama Mahasiwa UI Depok dan Asrama Mahasiswa UI Wismarini. Asrama pertama terletak di kampus Depok, dengan kapasitas 480 kamar putra dan 615 kamar putri, yang setiap kamarnya dapat diisi satu hingga tiga orang. Sementara Asrama yang lain terletak di Jl. Otto Iskandardinata no. 38 Jakarta Timur dengan kapasitas 72 kamar putra dan 111 kamar putri. Asrama Mahasiswa UI Wismarini ini khusus disediakan bagi mahasiswa yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan program lain yang berada di kampus UI Salemba.

[sunting] Balai Mahasiswa

Balai mahasiswa UI Salemba merupakan salah satu fasilitas yang ada di bawah koordinasi Direktorat Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni. Gedung berkapasitas 300 orang ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan lain-lain. Selain untuk para mahasiswa dan warga UI, gedung ini juga disewakan untuk umum.

[sunting] Fasilitas dan sarana olahraga

Fasilitas dan sarana olahraga yang dimiliki oleh UI antara lain:
  • Stadion
    • Lapangan Sepak Bola & Footsal
    • Lompat Jangkit
    • Atletik
  • In Door (Gymnasium)
    • Lapangan Bulu Tangkis
    • Lapangan Voli
    • Lapangan Bola Basket
  • Out Door
    • Lapangan Hoki
    • Lapangan Tenis ( 4 line )
    • Lapangan Basket (3 line )
    • Lapangan Voli (3 line)
    • Lapangan Bulutangkis (1 line)

[sunting] Pusat Kegiatan Mahasiswa

Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI merupakan tempat berbagai kegiatan mahasiswa UI. Disini terdapat sekretariat berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada di UI. Selain itu, terdapat pula berbagai fasilitas yang dapat dipergunakan oleh para mahasiswa UI. Fasilitas itu antara lain aula yang dapat menampung kurang lebih 300-400 orang.

[sunting] Wisma Makara

Wisma Makara terletak di sebelah Asrama Mahasiswa UI Depok. Tempat ini digunakan sebagai sarana akomodasi di daerah Jakarta Selatan dan kota Depok, dan sering digunakan untuk kegiatan seperti seminar, pelatihan, lokakarya, dan lain-lain.

[sunting] Pusat Kesehatan Mahasiswa

Tujuan sarana ini untuk melayani beberapa kebutuhan penting mahasiswa yaitu: Kegiatan Mahasiswa dan sivitas Universitas Indonesia yang memerlukan obat-obatan dan tenaga medis, Pemeriksaan Kesehatan Mahasiswa Baru, Poliklinik, Apotek, Bimbingan Konseling Mahasiswa.

[sunting] Transportasi

[sunting] Bus Kampus

Bus kuning.
Bus kampus disediakan untuk melayani untuk melayani kebutuhan transportasi mahasiswa di dalam kampus UI Depok. Di kalangan warga UI, bus ini lebih dikenal dengan sebutan Bus Kuning (Bikun), karena bus ini memiliki warna dominan kuning. Hingga tahun 2005, UI telah memiliki 20 unit Bus Kampus. Bus-bus tersebut secara rutin akan melayani rute di dalam kampus pada hari Senin—Jumat, mulai pk.07.00-22.00 sementara pada hari Sabtu hanya sampai pukul 14.00 WIB.

[sunting] Sepeda kampus

Mahasiswi sedang menggunakan sepeda kampus di jalur sepeda.
Sejak tahun 2007, UI menyediakan fasilitas peminjaman sepeda kepada mahasiswanya. Sepeda dapat digunakan oleh mahasiswa dengan cara menunjukan KTM ke petugas yang menjaga. Sepeda dapat digunakan sepuasnya, tetapi tidak boleh keluar dari jalur sepeda yang telah disediakan. Sepeda juga boleh dikembalikan di terminal mana saja. Jadi apabila mahasiswa meminjam sepeda dari terminal sepeda Fisip, mahasiswa tersebut boleh mengembalikan sepeda yang dipinjam ke terminal FIB atau terminal mana saja yang ada di UI. Untuk mengembalikan sepeda, caranya sama dengan meminjam yakni dengan menunjukkan KTM ke petugas penjaga. Sepeda kampus melayani mahasiswa hingga pukul 17.00.

[sunting] Alumni

[sunting] Lagu

Dua lagu yang dijadikan lagu wajib di Universitas Indonesia berjudul Himne Almamater dan Genderang Universitas Indonesia. Lagu-lagu ini biasa dinyanyikan pada acara-acara resmi universitas, penyambutan mahasiswa baru, dan wisuda. Lagu Himne Almamater diciptakan oleh H.S. Mutahar dan syairnya menggambarkan tekad warga Universitas Indonesia untuk bersatu mengamalkan tridharma perguruan tinggi, mengabdi Tuhan, bangsa, dan negara. Sementara itu, lagu Genderang Universitas Indonesia menggambarkan semangat mahasiswa UI untuk menuntut ilmu dan berbakti.

[sunting] Penganugerahan Honoris Causa

Universitas Indonesia, hingga April 2011, telah memberikan gelar kehormatan doktor Honoris Causa kepada 35 tokoh, yaitu [15]:
No. Nama Bidang Tgl. Penganugerahan
1. dr. Raden Kodijat Ilmu Kedokteran 26 Juni 1955
2. Dr. Rajendra Prasad Ilmu Hukum & Pengetahuan Masyarakat 10 Desember 1958
3. Prof. Francis Scott Smyh, MD Ilmu Kedokteran 6 Agustus 1959
4. Dr. (h.c.) Ir. Raden Soekarno Ilmu Pengetahuan Masyarakat 2 Februari 1963
5 Mr. Raden Sahardjo Ilmu Hukum 5 Juli 1963
6. Pangeran Norodom Sihanouk Ilmu Hukum & Pengetahuan Masyarakat 30 Januari 1964
7. Brigadir Jendral Carlos P. Romulo Ilmu Hukum & Pengetahuan Masyarakat 3 Februari 1964
8. Marsekal Kim II Sung Ilmu Teknik 15 April 1965
9. Ferdinand E. Marcos Ilmu Hukum 13 Januari 1968
10. Dr. Hendrik Robert van Heekeren Ilmu Sastra 10 Oktober 1970
11. Dr. Mas Soerono Ilmu Kedokteran 9 Oktober 1971
12. Prof. Dr. Raden Soedjono Djoened Poesponegoro Ilmu Kedokteran 30 Oktober 1971
13. Prof. dr. Raden Slamet Imam Santoso Ilmu Kedokteran 15 Januari 1972
14. Prof. dr. Raden Sarwono Prawirohardjo Ilmu Kedokteran 19 Februari 1972
15. Prof. dr. Bahder Djohan (gelar Merah Besar) Ilmu Kedokteran 27 Mei 1972
16. Prof. Dr. (h.c.) Raden Slamet Imam Santoso Ilmu Psikologi 3 Maret 1973
17. Drs. Hans Bague Jassin Ilmu Sastra 14 Juni 1975
18. Prof. dr. Poorwo Soedarmo Ilmu Kedokteran 28 Juni 1975
19. Prof. Dr. Andries Teeuw Ilmu Sastra 12 Juli 1975
20. Drs. Mohammad Hatta Ilmu Hukum 30 Agustus 1975
21. Prof. Mr. Sutan Takdir Alisjahbana Ilmu Sastra 27 Oktober 1979
22. Rafael M. Salas Ilmu Sosial 14 Februari 1981
23. Prof. Datuk Ismail Hussein Ilmu Sastra 15 Desember 1984
24. Prof. Masahiro Kusunoki, Ph. D Ilmu Budaya 9 Oktober 1997
25. Prof. Miriam Budiarjo, M. A. Ilmu Politik 13 Desember 1997
26. Prof. dr. Dradjat Democrat Prawiranegara, MPH Ilmu Kesehatan Masyarakat 2 Desember 1998
27. Jan Walter Frans Bek Ilmu Kedokteran 13 Januari 2006
28. Jun-Ichi Suzuki, MD Ilmu Kedokteran 2007
29. Taufik Ismail Ilmu Sastra 31 Januari 2009
30. Taufik Abdullah Ilmu Sejarah 31 Januari 2009
31. Isidro F. Aguillo Caño Sistem Informasi 16 April 2009
32. Prof. Dr. Daisaku Ikeda Ilmu Filsafat & Perdamaian 10 Oktober 2009
33. Prof. Dr.-Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie Filsafat Teknologi 30 Januari 2010
34. Abdullah Gül Ilmu Politik 6 April 2011
35. Kebawah Duli Yang Maha Mulia Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah, Sultan Dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam Filsafat Kemanusiaan dan Peradaban 21 April 2011

[sunting] Catatan kaki

  1. ^ Sejarah UI, di situs resminya.
  2. ^ Presidents of 12 premier universities in Asia and Middle East to gather at WUSTL May 4-7 to discuss global energy and environment, Washington University in St Louis, April 12, 2007, http://news-info.wustl.edu/news/page/normal/9271.html
  3. ^ a b c d The QS World University Rankings 2008, http://www.topuniversities.com/worlduniversityrankings/results/2008/overall_rankings/fullrankings, last accessed 30 October 2008
  4. ^ Kompas, 25 Mei 2009, http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/05/25/15223843/UI.Menduduki.Peringkat.50.Besar.Asia
  5. ^ http://www.topuniversities.com/university-rankings/asian-university-rankings
  6. ^ Peta Kampus Salemba dapat dilihat di sini [1].
  7. ^ Peta Kampus Depok dapat dilihat di sini [2].
  8. ^ a b Agenda Universitas Indonesia 2008. Diterbitkan oleh Badan Otonom Economica FEUI.
  9. ^ 2009 World University Rankings 201 - 300
  10. ^ Indonesian University Rankings, Globe Asia magazine vol. 2 number 4, April 2008.
  11. ^ Ranking Perguruan Tinggi Indonesia Naik, Tempo Interaktif, 14 Oktober 2008, http://www.tempo.co.id/,
  12. ^ Indonesian universities climb world's top 400 rankings, Friday, 17 October 2008, http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=219&Itemid=54
  13. ^ Daftar Pemenang Inaicta 2008, http://www.inaicta.web.id/static-myinaicta/, August 2008
  14. ^ Kompas, 31 Mei 2009, http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/05/31/0337280/perpustakaan.terbesar.dunia.dihadirkan.di.ui
  15. ^ Daftar Penerima Gelar Doktor Kehormatan. Diakses pada: 12 September 2011.

indahnya di pesantren

SELAMAT DATANG DI PESANTREN TEBUIRENG
Gedung KH. M. Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng
Pesantren Tebuireng didirikan oleh Hadratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari pada tahun 1899 M. Saat ini pengasuhnya adalah generasi ke-3 dari dzurriyah Mbah Hasyim, yaitu; KH. Salahuddin Wahid yang lebih akrab dipanggil Gus Sholah.

Visi Pesantren:
Pondok Pesantren Terkemuka Penghasil Insan Pemimpin Yang Berakhlaq


Pesantren Tebuireng mempunyai 6 unit pendidikan: 1) MTs Salafiyah Syafi’iyyah, 2) MA Salafiyah Syafi’iyyah, 3) SMP A. Wahid Hasyim, 4) SMA A. Wahid Hasyim, 5) Madrasah Mu’allimin Hasyim Asy’ari, dan 6) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari
INFORMASI PENDAFTARAN: KLIK DI SINI
Sekretariat: Jl. Irian Jaya 10 Tebuireng Jombang 61471 Telp. (0321) 861133-863136-867866 Faks. (0321) 867867 Email; pengurus@tebuireng.net

Ketularan Virus Pengusaha, Biar Sukses

Indonesia kekurangan orang yang berani terjun menjadi pengusaha. Karena itu, motivasi menjadi pengusaha harus selalu ditularkan dan ditumbuhkan. Soal modal yang selalu jadi momok memulai usaha, menurut Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Salahudd...

KH. Abdullah Faqih Wafat, Santri Tebuireng Shalat Ghaib

Umat Islam kehilangan lagi salah satu tokoh panutannya, KH. Abdullah Faqih, Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban. Ulama’ kharismatik dan sederhana ini wafat 29/02/2012 pukul 18.30 WIB di Langitan.   Untuk menghormati kepergiannya, di s...

‘Kyai’ Twitter: When clerics go online

Muhammad As’ad* In the past, especially in pre-modern times, if Muslims needed guidance on religious matters they had to travel (sometimes a long distance) to see clerics to consult on the problems plaguing them. From a religious point of view...

Kemana NU Menuju?

Oleh: H. Salahuddin Wahid     Organisasi Nahdlatul Ulama didirikan pada 16 Rajab 1344/31 Januari 1926. Dalam perjalanan kesejarahan yang panjang, NU mengalami pasang surut dan dinamika luar biasa. Wajar jika sebagian warga NU khawatir akan ...

Menjaga Warisan Mbah Hasyim

Oleh: H. Salahuddin Wahid Mbah Hasyim Asy’ari atau al-maghfurlah KH. M. Hasyim Asy’ari adalah salah satu dari sedikit “raksasa” Indonesia. Warisan yang ditinggalkan adalah kitab-kitab karya beliau, Pesantren Tebuireng, dan Jam...

Gus Dur Tetap Terbangun dalam Tidurnya

TANGGAL 30 Desember ini tepat dua tahun setelah me ninggalnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Masih lekat di ingatan penulis, di salah satu ruang kuliah kampus FISIP Universitas Airlangga sekitar awal 2000-an Daniel Spar ringa bercerita secara khu sus t...

Gus Dur Peduli Kami

Kesaksian Hakim Setyohadi Sersan Mayor, Paspampres Pengawal Pribadi Gus Dur   Menurut saya, sebagai pengawal pribadi beliau. Gus Dur adalah sosok yang sangat konsisten dengan perjuangan, yaitu dalam masalah demokrasi, pluralisme dan lain-lain. B...

Gus Solah Raih Gelar Doctor Honoris Causa

Sabtu (10/11j2011) pagi, adalah hari bersejarah bagi Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Ir KH Salahuddin Wahid, adik kandung KH Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur. Gus Solah, begitu ia karib disapa, mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (docto...

Tebuireng Kembali Berduka

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Tepat 7 hari setelah meningalnya Ny. Hj. Siti Bariyah Yusuf Hasyim, Pesantren Tebuireng kehilangan lagi putra terbaiknya, KH. Zubaidi Muslih. Selasa, 15 Nopember 2011, KH.Zubaidi Muslih meninggal dunia pukul...

In Memoriam; Ny. Hj. Siti Bariyah Yusuf Hasyim

Bertemu Pujaan Hati* Setelah berjuang secara gerilya selama berhari-hari, Pak Ud dan pasukannya mulai turun gunung. Mereka pulang kampung dan kemudian bermarkas di desa Pojok Jombang, tepatnya di rumah kakaknya, KH. Abdul Karim. Di markas ini komanda...