MAKALAH
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Jiwa Perkembangan
Dosen Pengampu : Asma’ul Husna, M.Pd
Di Susun Oleh
:
NAMA NIM
1. ABDU ROZAK : 116013939
2. CHASAN
MASHURI : 116013940
3. A. ZAENI : 116014111
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas segalalimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada Tim
penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini ´.
Penulis menyadari
bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunanTuhan
Ynag Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini masih sangat haugdaru kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya.
Namun, demikian tim penulis telah baru berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesaidengan baik dan oleh karenanya tim penulis dengan rendah hati dan dengan
terbuka menerimamasukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
|
……………………………………………………….
|
|||||
HALAMAN
KATA PENGANTAR
|
………………………………………
|
|||||
HALAMAN
DAFTAR ISI
|
…………………………………………………
|
|||||
BAB I
|
:
|
PENDAHULUAN
……………………………………………....
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………..
|
||||
BAB II
|
:
|
RUMUSAN MASALAH ………………………........................
|
||||
BAB III
|
:
|
PEMBAHSAN ……………………………………………….....
A. Pengertian Perkembangan
…………………......................
B. Teori - Teori Perkembangan
……………….………...........
|
||||
BAB IV
|
:
|
KESIMPULAN
……………………………………...................
A. Kesimpulan,
…………………………………….................
|
||||
BAB V
|
:
|
PENUTUP
……………………………………………………..
A. Saran ………………………………………….……………
B. Kata Penutup ………………………………….……………
|
||||
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………. .......
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini dari waktu ke
waktu manusia (makhluk hidup) mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam
fisik atau psikologisnya. Dimana dalam kehidupan sehari-hari perkembangan fisik
lebih dikenal dengan sebutan pertumbuhan, sedangkan pada yang lainnya (non
fisik) dinamakan perkembanga psikologis.
Perkembangan
psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu yang muncul pada
diri manusia (binatang) diantara konsepsi (pembuahan) dan mati.[1]Dimana
dalam makalah ini sedikit banyak akan dibahas mengenai teori-teori psikologi
perkembangan anak tersebut. Sehingga dengan dibahasnya teori-teori tersebut
dapat membantu orangtua atau guru dalam memahami tingkah laku dan mendidik
anak-anaknya.
Sehinnga ketika
besok kita sudah menjadi guru atau orang tua tidak salah dalam mendidik atau
menanggapai tingkah laku anak didik atau anak kita sendiri. Karena
banyak kasus yang salah dalam pengambilan tindakan yang dilakukan guru atau
orangtua terhadap anak didiknya atau anaknya sendiri. Yaitu salah dalam hal
memahami keinginan atau tindakan “super” (anak berkebutuhan khusus) dari
peserta didik atau anak kita sendiri.
Sehinnga disuatu kesempatan kita
tidak menghambat langkah dari anak-anak tersebut. Yaitu ketika anak sudah
pintar berlari kita malah baru mengajarinya berjalan, dan ketika para anak-anak
sudah dapat terbang kita sebagai guru atau orang tua malah baru mengajarinya
berlari.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
A.
Rumusan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis mempunyai landasan – landasan yang terangkum
dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian ilmu jiwa perkembangan ?
2. Apakah prinsi - prinsip perkembangan ?
3. Apa phase
– phase perkembangan ?
BAB
III
PEMBAHASAN
Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari
setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada
masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu
ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami
perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya
kamu memahami(nya).
(Q.S Al-:Mu’min :40:67).
Jauh sebelum para
ahli psikologi mengemukakan mengenai teori-teori perkembangan, terlebih dahulu
Allah telah menerangkannya di dalam Al-Qur’an, yaitu yang terdapat dalam surat
Al-mu’min ayat 40. Sebagaimana yang tertulis di atas tersebut.
A.
Pengertian Perkembangan
Apa asebenarnya pengertian
perkembangan itu? Istilah perkembangan (development) dan pertumbuhan (growth)
dalam artian biasa memang hampir sama. Keduanya dapat diartikan adanya
perubahan dari keadaan sesuatu kekeadaan yang lain. Namun pada istilah
pertumbuhan dititik beratkan pada perubahan fisik, sedangkan istilah
perkembangan digunakan kalau lebih menekankan pada perubahan psikis.
Sebagaimana Monks
dkk. menuliskan istilah pertumbuhan khusus dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam
ukuran-ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan istilah perkembangan
lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala psikologik yang
Nampak.[2] Dan
tidak dapat disangkal bahwasannya pertumbuhan fisik mempengaruhin perkembamngan
psikis, karena keduanya memang tidak dapat dipisahkan.
Dalam penjelasan
mengenai teori perkembangan terdapat perbedaan di dalam memahami apa yang
termasuk dalam perkembangan dan mengenai cara perkembangan berlangsung. Namun
terdapat beberapa prinsip umum yang didukung hampir semua ahli, yaitu :
a. Manusia berkembang dalam tingkat yang
berbeda
Dalam kelas anda akan memiliki
seluruh benangan contoh mengenai tingkat perkembangan yang berbeda. Beberapa
siswa akan lebih besar, terkoordinasi lebih baik, atau lebih dewasa dibannding
dengan yabg lainnya.
b. Perkembangan relatif runtut
Orang cenderung mengembangkan
kemampuan tertantu sebelum kemampuan yang lain.
c. Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat jarang perubahan terjadi
setiap hari. Jadi di dalam perkembangan manusia membutuhkan waktu, dan
perkembangan itu berjalan relatif sangat lambat dan tidak setiap hari
berlangsung.[3]
B.
Teori - Teori Perkembangan
Dalam makalah ini kita (penulis) akan membahas
mengenai teori-teori perkembangan, yang diantaranya yaitu :
- Teori
Nativisme ( Teori yang Berorientasi pada Biologi )[4]
Aliran nativisme
berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan)
yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah membawa
sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran nativisme ini, bertolak
dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan dalam
diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata
lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu
semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau
ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
Para penganut aliran
nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir sudah dengan pembawaan baik dan
pembawaan buruk. Oleh karena itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh
pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka
keberhasilan pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan
bahwa “yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”. Pendidikan
yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan
berguna untuk perkembangan anak sendiri dalam proses belajarnya.
Bagi nativisme,
lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika
anak memiliki pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila
mempunyai pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang baik. Pembawaan buruk dan
pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari kekuatan luar.
Tokoh utama (pelopor)
aliran nativisme adalah Arthur Schopenhaur (Jerman 1788-1860). Tokoh lain
seperti J.J. Rousseau seorang ahli filsafat dan pendidikan dari Perancis. Kedua
tokoh ini berpendapat betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia.
Meskipun dalam keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya
(secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang tuanya.
Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
perkembangan. Masih banyak faktor yang dapat memengaruhi pembentukan dan
perkembangan anak dalam menuju kedewasaan.
- Teori
Empirisme ( Teori Lingkungan )[5]
Aliran empirisme,
bertentangan dengan paham aliran nativisme. Empirisme (empiri =
pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya di bawah lahir
manusia. Dengan kata lain bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan suci dalam
pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini
berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor
lingkungan.
Dalam teori belajar
mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang
mementingkan stimulasi eksternal dalam per-kembangan peserta didik. Pengalaman
belajar yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia
sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas
ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Tokoh perintis aliran
empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang
mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas
putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan
berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami
bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik memegang peranan penting terhadap
keberhasilan belajar peserta didiknya.
Menurut
Redja Mudyahardjo bahwa aliran nativisme ini berpandangan behavioral, karena
menjadikan perilaku manusia yang tampak keluar sebagai sasaran kajaiannya,
dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar
semata-mata. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa keberhasilan belajar peserta didik menurut aliran empirisme ini,
adalah lingkungan sekitarnya. Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan
dari pihak pendidik dalam mengajar mereka.
- Teori
Konvergens[6]
Aliran konvergensi
berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan.
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat
sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang
kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat
saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal
untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini
tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia.
Perintis aliran
konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak
kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi seorang anak yang memiliki otak yang
cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasakan
anak tersebut tidak berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta
didik tetap memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan
dalam pembelajaran.
Ketika
aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan konvergensi, dikaitkan
dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah
disebutkan (nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif
dengan cirinya ekstrim berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir
(konvergensi) pada umumunya diterima seara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh-kembang seorang peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling
penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.
Keberhasilan teori
belajar mengajar jika dikaitkan dengan aliran-aliran dalam pendidikan,
diketahui beberapa rumusan yang berbeda antara aliran yang satu dengan aliran
lainnya. Menurut aliran nativisme bahwa seorang peserta tidak dapat dipengaruhi
oleh lingkungan, sedangkan menurut aliran empirisme bahwa justreru lingkungan
yang mempengaruhi peserta didik tersebut. Selanjutnya menurut aliran
konvergensi bahwa antara lingkungan dan bakat pada peserta didik yang terbawa
sejak lahir saling memengaruhi.
Al-Qur’an dan hadist
sendiri sebagai acuan dasar pendidikan Islam dalam menerangkan teori
belajar mengajar telah memberikan konsep terhadap pemikiran yang terdapat
aliran nativisme, empirisme dan konvergensi. Dalam hal ini, Al-Qur’an
menegaskan bahwa pembawaan seorang anak (peserta didik) sejak lahirnya disebut
fitrah, dan fitrah ini adalah dasar keagamaan yang dimiliki oleh setiap orang.
Fitrah menurut Al-Qur’an di samping dapat menerima pengaruh dari dalam (keturunan)
juga dapat menerima pengaruh dari luar (lingkungan). Untuk mengembankan fitrah
ini, maka sangat pendidikan kedudukan pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
- Teori
Interaksionisme[7]
Teoritikus yang terkenal adalah
Piaget. Menurut, cara-cara berpikir tertentu sangat sederhana bagi seorang
dewasa, tidaklah sesederhaana pemikiran yang dilakukan seorang anak. Terdapat
batas-batas tertentu pada anak atas materi yang dapat diajarakan pada satu
waktu tertentu dalam masa kehidupan anak tersebut.
Teori Piaget menganggap
perkembangan sepanjang waktu sebagai sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa
semua orang muda melalui empat tingkat perkembangan kognitif yang sama
dalam masa perkembangannya. Selanjutnya, mereka melalui tingkat-tingkat yang
sama dengan cara yang sungguh sama.
Empat tingkat perkembangan kognitif
yang dikemukakan Piaget yaitu :
a.
Masa
Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotori
Periode perkembangan pada tingkat
ini didasarkan pada informasi yang diperoleh dari indera (sensori) dan dari
tindakan atau gerakan tubuh (motor) bayi. Prestasi terbesar bayi adalah
kesadaran bahwa lingkungan benar-benar di luar jangkauannya, baik yang bayi
mampi rasakan ayau tidak.
Prestasi besar kedua periode
sensormotor adalah mukainya tindakan dengan tujuan terarah yang logis.
Memikirkan mengenai benda yang akrab atau disenangi oleh bayi.
b.
Masa
Anak-anak Awal : Tingkat Pra-Operasional
Itelegensi sensormotor sangat tidak
efektif unyuk perencanaan ke depan atau mengingat informasi. Untuk itu anak
memerlukan apa yang disebut Piaget sebagai operasi, atau tindakan yang
dilakukan secara mental atau berani.
Menurut Piaget, langkah awal
tindakan berpikir adalah interalisasi tindakan. Pada akhir tingkat sensormotor
anak dapat menggunakan banyak skema tindakan.
c.
Tingkat
Operasional Konkrit
Pada masa ini anak-anak bergerak
maju berpikir secara logis. Piaget menggunakan kata operasional konkrit untuk
mendiskripsikan tingkat pemikiran siap pakai ini. Krakter dasar tingkat ini
adalah bahwasannya siswa mengetahui :
-
Stabilitas
logis dunia fisik
-
Fakta
bahwa elemen-elemen dapat diubah atau ditransformasikan dan tetap banyak
menjaga banyak karakter aslinya
-
Bahwa
perubahan-perubahan ini di balik
d.
Tingkat
Operasional Formal
Pada tingkat operasional formal,
semua karakter operasi terdahulu terus menguat. Pemikiran formak adlah mampu
membalik, internal, dan mampu terorganisir dalam sistem, bagian-bagian saling
bergantung. Operasi formal mencakup apa yang biasa kita kenal sebagai alasan
ilmiah. Hipotesa dapat dibuat dan eksperimen mentak berguna untuk mengujinya,
dengan variabel yang diisolasi atau dikontrol.
- Teori
Psikodinamika
Teori
Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan hakekat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini adalah motivasi,
emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-spek psikologi
tersebut. Yang umumya terjadi pada masa kanak-kanak dini. Para teoritisi
psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan
dinamis yang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls
individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-pengalaman sosial dan
emosional mereka. Perkembangan seorang anak terjadi pada serangkaian tahap.
Pada masing-masing tahap anak mengalami konflik-konflik internal yang harus
diselesaikan sebelum memasuki tahap berikutnya. Teori Psikodinamik dalam
psikologi perkembangan banyak dipengaruhi oleh Sigmund Freud dan Eric Erikson.
Kelemahan
teori ini adalah tidak dapat dibuktikan secara empirc. Teori ini menitik
beratkan pada perkembangan sosio-afektif. Bila dala teori ini seksualitas
menduduki tempat yang utama perlu diketahui juga bahwa libido dan agresi
(sebagai pernyataan nafsu mati) lalu berjalan bersama-sama. Jadi kalau
seksualitas ditekan karena norma pendidikan orang tua, maka agresi akan ditekan
juga. Hal ini mempunyai pengaruh yang menentukan bagi perkembangan kepribadian
anak.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian makalah diatas maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai garis besar dari makalah ini, yaitu bahwasannya terdapat
berbagai macam mengenai teori perkembangan anak, diantaranya yaitu:
1.
Teori
Nativisme
Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan kemampuan
dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Dengan kata
lain bahwa aliran nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu
semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau
ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.
2.
Teori
Empirisme
Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam per-kembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang
diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Karena itu, aliran ini
berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor
lingkungan.
3.
Teori
Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu,
yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk
perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat
saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan
tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal
untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini
tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia.
4.
Teori
Interaksionisme
Teori ini menganggap perkembangan
sepanjang waktu sebagai sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang
muda melalui empat tingkat perkembangan kognitif yang sama dalam masa
perkembangannya. Selanjutnya, mereka melalui tingkat-tingkat yang sama dengan
cara yang sungguh sama.
5.
Teori
Psikodinamika
Teori Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan hakekat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini
mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari
aspek-spek psikologi tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.
Saran
Dengan
adanya makalah ini penulis mengarahkan semoga kita sebagai makhluq ciptaan
Allah SWT bisa mengenal ilmu tentang kejiwaan / psikologi, karena mempelajari
ilmu ilmu jiwa merupakan kewajiban kita untuk mengetahui ciri khas diri kita,
mungkin itu saja yang bisa di curahkan oleh penulis.
B.
Penutup
Demikian
makalah yang dapat kami sampaikan, penulis mengakui bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik serta saran dari
pembaca yang budiman kami nantikan terutama dari Ibu dosen pengampu Mata Kuliah
Ilmu Jiwa Perkembangan Ibu Asma’ul Husna, M.Pd. dan atas kritik atau saran
tersebut penulis sampaikan banyak terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua amiin.
DAFTAR
PUSTAKA
Amstrong, Thomas. 2003. Sekolah Para Juara. Primagama
:Bandung
Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010
Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar