KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, atas segalalimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada Tim penulis, sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini ´.
Penulis menyadari bahwa di
dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunanTuhan Ynag Maha Esa dan
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
sangat haugdaru kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun, demikian tim penulis telah baru berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesaidengan baik dan
oleh karenanya tim penulis dengan rendah hati dan dengan terbuka
menerimamasukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangatpenting
dalam kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, maupun dalam kehidupan bangsa
dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa besar ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan di Negara itu.
Rosullullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk mencari ilmu.
Salah satu ilmu yang diprioritaskan oleh beliu adalah ilmu bahasa arab. Hal ini
sesuai dengan dengan sabdanya;
yang artinya : pelajarilah ilmu bahasa arab, dan ajarkanlah kepada
para manusia.
Berdasarkan hadist di atas secara tidak langsung kita seakan-akan
diwajibkan untuk mempelajarinya . berbicara bahasa arab tidak lepas dari
istilah tajwid.
Di dalam ilmu tajwid ada beberapa hal yang perlu di pelajari, yakni
hukum bacaan mim mati dan mim bertsydid.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mempunyai landasan – lanfasan
yang terangkum dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah
definisi mim mati dan pembagiannya ?
2.
Apakah
definisi mim bertasydid ?
3.
Apa
pengertian nun bertsydid ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
mim mati dan pembagiannya
Hukum
bacaan Mim mati yaitu jikalau ada huruf mim mati bertemu dengan salah satu huruf
hija’iyah itu terbagi menjadi tiga bacaan, diantaranya :
1.
Ikhfa’
syafawi
Ikhfa’ syafawi yaitu ketika ada mim mati bertemu dengan huruf ba’
( ), cara membacanya harus disuarakan
samar – samar di bibir dan di dengungkan[1].
Misalnya :
بحجارة : م - بترميهيم
harus
dibaca TARMIE-HIMMBICHIJAAROH,
tidak boleh di baca TARMIE-HIM-BICHIJAAROH
ان ربهم بهم : م – ب
Harus
dibaca INNA ROBAHUMMBIHIM, tidak boleh dibaca INNA ROBBAHUM-BIHIM
Contoh :
ياتيكم بماء معين[2]
ما صاحبمكم بمخنون[3]
2.
Idghom
ma’al ghunnah
Hokum bacaan di sebut Idghom ma’al ghunnah yaitu ketika ada mim
mati bertemu dengan huruf mim ( ), cara
membacanya adalah sebagai menyerukan mim rangkap atau di tasydidkan[4].
Misalnya :
اليكم مرسلون : م – م
harus
di baca ILAIKUMMURSALUUN, tidak boleh dibaca ILAIKUM-MURSALUUN
Contoh lain :
اطعمهم من جوع و امنهم من خوف[5]
على قلوبهم ما كانوا[6]
3.
Idhzar
syafawi
Syafawi asal kata syafatun
yang artinya bibir.
Hokum bacaan di sebut Idhzar syafawi yaitu ketika ada mim mati ( ) berhadapan dengan salah satu huruf
hija’iyah selain mim ( ) dan ba’ (
)[7].
Membacanaya mim disuarakan dengan terang dan jelas di bibir serta mulut
tertutup, dan harus lebih di perjelas lagi bila mim mati bertemu wawu dan fa’.
Misalnya :
مملوكا :م – ل Harus dibaca MAM-LUUKAN
tidak boleh dibaca
MAMMLUUKAN.
هم فيها : م - فHarus dibaca HUM-FIIHA
dan tidak boleh dibaca HUMMFIIHA.
Contoh contoh dalam kalimat :
واذا قيل لهم لا ةفسدوا في الارض[8]
افلمم تكن ئيتي تتلى عليكم[9]
B.
Definisi
mim bertsydid
Mim
bertasydid yaitu dimana ketika ada huruf mim yang bertasydid maka wajib di
hukumi bacaan ghunnah (berdengung)[10].
Contoh
:
لكم دينوكم و لي دين[11]
C.
Definisi
Nun bertsydid
Nun
bertasydid yaitu dimana ketika ada huruf nun yang bertasydid maka wajib di
hukumi bacaan ghunnah (berdengung)[12].
Contoh
:
ان الله غفور رحيم[13]
ان الله مع الصبيرين[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hukum bacaan Mim mati yang bertemu dengan salah satu
huruf hija’iyah itu terbagi menjadi tiga bacaan, diantaranya : ikhfa’ syafawi,
idghom ma’al ghunnuah dan idzhar syawafi, adapun mimi dan nun bertasydidi itu
di hukumi bacaan ghuunah (mendengung)
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis mengarahkan semoga kita
sebagai makhluq ciptaan Allah SWT bisa mengenal tata cara baca Al Qur’an,
karena mempelajari ilmu Al Qur’an merupakan ibadah, mungkin itu saja yang bisa
di curahkan oleh penulis.
C. Penutup
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, penulis
mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya, oleh
karena itu kritik serta saran dari pembaca yang budiman kami nantikan terutama
dari Bapak dosen pengampu Mata Kuliah BBTQ Bapak Ma’mun, M.Si. dan atas kritik
atau saran tersebut penulis sampaikan banyak terima kasih, dan semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua amiin.
MAKALAH HUKUM MIM
MATI
MIM BERTASYDID DAN
NUN BERTSYDID
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : BBTQ
Dosen
Pengampu : Ma’mun, M.Si
Oleh
:
NAMA NIM
1. CHASAN MASHURI : 116013940
2. MUSTIKOWATI : 116013941
3. HETTI SUSANTI : 116013944
FAKULTAS AGAMA
ISLAM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2012
Daftar Pustaka
Al Qur’annul Karim,
Bandung, PT Al Ma’arif, 1984
KH Ahmad Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah
al-Ashariyah, 179 M
Abdullah Asya’ari BA, Pelajaran Tajwid, Surabaya : Apollo
Lestari, 1987 M
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
|
……………………………………………………….
|
i
|
||||
HALAMAN
KATA PENGANTAR
|
………………………………………
|
ii
|
||||
HALAMAN
DAFTAR ISI
|
…………………………………………………
|
iii
|
||||
BAB I
|
:
|
PENDAHULUAN
……………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
B. Rumusan Masalah …………………………………………..
|
1
1
1
|
|||
BAB II
|
:
|
PEMBAHASAN ………………………...................................
A.
Definisi
mim mati dan pembagiannya …………………......
1.
Ikhfa’Syafawi.... ………………………………………..
2.
Idghom ma’al ghunnah... ……………………………….
3.
Idzhar Syafawi.............…………………………………
B. Definisi mim bertsydid
.....................................................
C. Definisi Nun bertsydid
………………………………...........
|
2
2
3
4
5
|
|||
BAB V
|
:
|
PENUTUP
……………………………………………………..
A. Kesimpulan, ………………………………………………...
B. Saran
………………………………………….……………
C. Kata Penutup ………………………………….……………
|
6
6
6
6
|
|||
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………….. 7
[1] Abdullah
Asya’ari BA, Pelajaran Tajwid, Surabaya : Apollo Lestari, 1987 M
[2] KH Ahmad
Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah al-Ashariyah, 179 M
[3] KH Ahmad
Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah al-Ashariyah, 179 M
[4] Abdullah
Asya’ari BA, Pelajaran Tajwid, Surabaya : Apollo Lestari, 1987 M
[5] Al
Qur’annul Karim, Bandung, PT Al Ma’arif, 1984
[7] KH Ahmad
Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah al-Ashariyah, 179 M
[10] KH Ahmad
Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah al-Ashariyah, 179 M
[12] KH Ahmad
Muthahar, Syifa’ al-jannan, Surabaya: Al- Maktabah al-Ashariyah, 179 M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar