MAKALAH
ISIM JAMID & ISIM MUSYTAQ
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :Bahasa
Arab III
Dosen Pengampu :
Ma’mun, M.Si
Di Susun Oleh :
NAMA NIM
1. A. Zaenuri : 116013935
2. Romadhon :
116013936
3. Chasan Mashuri : 116013940
4. Wahudi :
116013947
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
WAHID HASYIM SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Alhamdullilah puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT.Karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan
tugas kelompok mata kuliah Bahasa Arab III yang berjudul “Isim Jamid
& Isim Musytaq.”
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini dan tidak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Arab III Bapak
Ma’mun, M.Si.
Sebagi bantuan dan
dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dapat diterima
menjadi amal saleh dan diterima Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Segala puji milik Allah pencipta
semesta alam. Sholawat serta salam mengusur deras kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat dan umatnya.
Bahasa Arab
merupakan bahasa Al Qur’an dan Hadist Nabi, maka untuk mengkaji keduanya itu
dibutuhkan seperangkat alat atau sarana agar tidak salah dalam membaca dan
memahami teks Arab yang belum ada kharokatnya serta untuk mengetahui
perubahan-perubahan kata terutama pada Hadist Nabi, sebab apabila salah dan
keliru dalam pembacaan teks akan mengakibatkan salah dan keliru dalam
pemaknaan. Untuk menghindari itu, sarananya adalah ilmu Nahwu dan Shorof,
keduanya merupakan keutuhan yang tidak boleh diabaikan.
Dalam makalah ini
kami akan membahas tentang isim-isim yang bisa ditasrif maupun yang tidak dapat
ditasrif serta pembagiannya.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a.
Definisi Isim Jamid
b.
Pembagian
Isim Jamid
c. Definisi Isim Musytaq
d.
Pembagian
Isim Musytaq
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Isim Jamid[1]
Isim
jamid ialah suatu isim yang di dalamnya tidak terdapat suatu sifat.
Contoh: كُرْسِيٌ,
(kursi) عِلْمٌ
(ilmu), Jadi isim jamid ini tidak diambil dari kata yang lain.
B.
Pembagian
Isim Jamid[2]
Isim
jamid dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Isim
jamid zat, yaitu isim yang menunjukkan arti sesuatu yang fisik atau yang
menurut tata bahasa Arab dikatagerikan isim jamid zat.
Contoh: صَحْرَةٌ
(batu besar) قَلَمٌ (pena)مَلاَئِكَة ٌ
(malaikat).
2.
Isim makna, yaitu isim yang
menunjukkan arti sesuatu yang tidak fisik.
Contoh:
عِلْمٌ (pengetahuan), دَرْسٌ
(pelajaran), نَصْرٌ
(pertolongan).
Isim
makna juga disebut masdar ghoiru mim, karena isim ini sumber keluarnya isim
musytaq. Masdar ghoiru mim mempunyai beberapa wazan, yaitu:
a. Fi’il tsulasi (fi’il yang terdiri
dari tiga huruf) , wazan masdar fi’il tsulasibermacam-macam. Hal ini dapat kita
ketahui dengan sima’i, yaitu mengikuti orang arab atau merujuk kepada
kitab-kitab arab.
Diantara
wazan-wazan itu antara lain :
فِعَالَةٌ
contohnya قِرَاءَةٌ fi’ilnya قَرَأَ - يَقْرَأُ
فِعْلٌ
contohnya عِلْمٌfi’ilnya عَلِمَ - يَعْلَمُ
فَعَلَةٌ
contohnya صَدَقَةٌ fi’ilnya صَدَقَ - يَصْدُقُ
فُعَالٌ
contohnya بُكَاءٌ
fi’ilnya بَكَىْ-يَبْكِىْ
b. Fi’il ruba’I (fi’il yang terdiri
dari empat huruf). Wazan masdar fi’il ruba’i diqiyaskan sesuai dengan
wazan-wazan fi’il ruba’i, yaitu :
أَفْعَلَ - يُفْعِلُ wazan masdarnya إِفْعَالٌ
contohnya أَسْلَمَ - يُسْلِمُmasdarnya إسْلاَمٌ
فَعَّلَ - يُفَعِّلُ Wazan masdarnya تَفْعِيْلٌ
contohnya عَلَّمَّ
- يُعَلِّمُ
masdarnya
تَفْعِيْلٌ
فَاعَلَ - يُفَاعِلُ Wazan masdarnya مُفَاعَلَةٌ
contohnya حَاسَبَ
- يُحَاسِبُ
masdarnya مُحَاسَبَةٌ
فَعْلَلَ - يُفَعْلِلُ Wazan masdarnya فِعْلاَلَةٌ
contohnya زَلْزَلَ
- يُزَلْزِلُ
masdarnya زِلْزَالَةٌ
c. Fi’il khumsi dan fi’il sudasi (fi’il
yang terdiri dari lima dan enam huruf)
Wazan
fi’il khumasi:
تَفَعَّلَ - يَتَفَعَّلُ Wazan masdarnya تَفَعُّلٌ
contohnya تَقَرَّبَ
- يَتَقَرَّبُ
masdarnya تَقَرُّبٌ
إِفْتَعَلَ
- يَفْتَعِلُ
Wazan masdarnya إِفْتِعَالٌ
contohnya إِجْتَمَعَ
- يَجْتَمِعُ
masdarnya إِجْتِمَاعٌ
Wazan
fi’il sudasi:
إِسِتَفْعَلَ
- يَسْتَفْعِلُ
Wazan masdarnya إِسْتِفْعَالٌ
contohnya إِسْتَغْفَرَ
- يَسْتَغْفِرُ
masdarnya إِسْتِغْفَارٌ
Isim
Musytaq ialah isim yang terjadi atau diambil dari kalimat lain (bisa
ditasrif) dan mengandung suatu sifat.
Contoh:
عَالِمٌ menunjukkan suatu zat (orang) yang
disifati dengan ilmu (عِلْمٌ), jadi عَالِمٌ
artinya orang yang berilmu.
D.
Pembagian
Isim Musytaq[4]
Isim
musytaq ada 7 macam, yaitu :
1.
Isim
fa’il, yaitu isim yang menunjukkan orang yang berbuat atau melakukan pekerjaan.
Wazan isim fa’il dari fi’il tsulasi mujarrot adalah : فَاعِلٌ
Contoh :
كَتَبَ
Isim fa’ilnya كَاتِبٌ
artinya orang yang menulis
قَرَأَ
Isim fa’ilnya قَارِئٌ
artinya orang yang membaca
Sedangkan
wazan isim fa’il selain tsulasi mujarot, adalah mengikuti wazan fi’il
mudhori’nya, dengan mengganti huruf mudhoro’ahnya menjadi huruf mim yang dibaca
dummah, dan dikasrah hurufnya sebelum akhir.
Contoh:
أَكْرَمَ - يُكْرِمُ
Isim fa’ilnya مُكْرِمٌ
artinya orang yang menghormati
إِسْتَغْفَرَ - يَسْتَغْفِرُ
Isim fa’ilnya مُسْتَغْفِرٌ
artinya orang yang minta ampun
Isim
fa’il dapat berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum, yaitu merofa’kan
fa’ilnya dan menashobkan maf’ulnya.
2. Isim maf’ul, yaitu isim yang
menunjukkan arti sesuatu yang dijatuhi atau dikenai suatu pekerjaan.
Wazan
isim maf’ul dari fi’il tsulasi mujarrot adalah مَفْعُوْلٌ
Contoh:
مَضْرُوْبٌ
artinya yang dipukul
Sedangkan
wazan isim maf’ul selain dari fi’il tsulasi mujarrot adalah mengikuti wazan
isim fa’ilnya dengan membaca fathah sebelum akhir.
Contoh:
مُكْرَمٌ
dan مُسْتَخْرَجٌ
isim
maf’ul yang dari fi’il lazim harus diikuti dengan jar majrur atau dzarraf.
Contoh:
مُقَدَّمٌ عَلَيْهِ
dan مُسْتَفْهَمٌ
عَلَيْهِ,
Jadi tidak boleh hanya مُقَدَّمٌ
dan مُسْتَفْهَمٌ
saja.
Isim
maf’ul bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang majhul.
3. Sighat mubalaghah, yaitu isim yang
menunjukkan arti isim fa’il yang mengandung arti penguatan atau menyangatkan
(sangat).
Wazan-wazan
sighat mubalaghah antara lain
§ فَعَّالٌ
contoh عَلاَّمٌ artinya sangat pandai
§ فَعُوْلٌ
contoh صَبُوْرٌ artinya sangat sabar
§ فَعِيْلٌ
contoh سَمِيْعٌ artinya sangat mendengar
§ فَاعُوْلٌ
contoh قَارُوْقٌ artinya sangat membedakan
§ فِعِّيْلٌ
contoh صِدِّيْقٌ artinya sangat jujur
sighat
mubalaghah ini bisa berperan sebagaimana fi’il yang ma’lum
4. Sifat musyabahah bismil fa’il, yaitu
isim musytaq yang menunjukkan tentang sifat yang selalu melekat pada mausuf
(yang disifati). Sifat musyabahah bismil fa’il ini dibentuk hanya dari fi’il
tsulasi lazim (fi’il yang tidak mempunyai maf’ul). Wazan sifat musyabahah
bermacam-macam dan hanya bisa diketahui dengan sima’i. Wazan-wazan itu antara
lain, contoh:
§ شَجُعَ - يَشْجُعُ sifat musyabahahnya شُجَاعٌ
artinya (selalu) pemberani.
§ عَفَّ - يَعِفُّ
sifat musyabahahnya عَفِيْفٌ
artinya (selalu) menjaga diri
§ غَضِبَ - يَغْضَبُ sifat musyabahahnya غَضْبَانٌ
artinya (selalu) pemarah
Sifat
musyabahah bismil fa’il bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
5. Isim tafdhil, yaitu isim yang
dibentuk dari wazan أَفْعَلُ
berfungsi untuk menunjukkan arti lebih dari yang lain. Jadi isim tafdhil ini
terbuat dari fi’il yang mempunyai arti kurang atau lebih.
Contoh:
كَبُرَ – يَكْبُرٌ
è أَكْبَرُ artinya lebih besar
فَضُلَ - يَفْضُلُ
è أَفْضَلُ
artinya lebih utama
Isim
tafdhil bisa berperan sebagaimana fi’ilnya yang ma’lum.
Sedangkan
fi’il yang mempunyai arti tetap tidak bisa dibuat isim tafdhil. Contoh مَاتَ
artinya mati.
Adapun fi’il yang bisa dibuat isim tafdhil adalah fi’il
tsulasi yang mutasharif (bisa ditasrif), tam dan ma’lum (kata kerja aktif).
6. Isim zaman (waktu) dan isim makan
(tempat).
Isim
zaman yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti waktu terjadinya suatu
pekerjaan.
Isim
makan yaitu isim musytaq yang menunjukkan arti tempat terjadinya suatu
pekerjaan.
Wazan-wazan
isim zaman dan makan :
Fi’il
tsulasi mujarrot mengikuti wazan مَفْعَلٌ
dan مِفْعَالٌ
a. Wazan apabila :
Ø Berupa fi’il yang mu’tal lam
fi’ilnya. Contoh:
رَمَىْ - يَرْمِىIsim zaman / makannya artinya مَرِمَىْwaktu
/ tempat melempar.
غَزَا - يَغْزُوْIsim zaman / makannya artinyaمَغْزًى waktu
/ tempat pertempuran.
وَقَىْ - يَقِىIsim zaman / makannya artinyaمَوْقًى waktu
/ tempat menjaga.
Ø ‘ain fi’il pada fi’il mudhori’nya dibaca dhummah atau fathah
لَعِبَ - يَلْعَبُ
Isim zaman/makannya مَلْعَبٌ
artinya waktu/ tempat bermain.
كَتَبَ - يَكْتُبَ
Isim zaman/ makannya مَكْتَبٌ
artinya waktu/ tempat menulis.
صَنَعَ - يَصْنَعَ
Isim zaman/ makannya مَصْنَعٌ
artinya waktu / tempat membuat.
b. Wazan مَفْعِلٌ
apabila:
Ø Berupa fi’il yang mu’tal fa’
fi’ilnya.
Contoh:
وَقَفَ - يَقِفُ
Isim zaman / makannya مَوْقِفٌ
artinya waktu atau tempat berhenti.
Ø ‘Ain fi’il pada fi’il
mudhori’nya dibaca kasrah.
نَزَلَ - يَنْزِلُIsim zaman / makannya مَنْزِلٌ
artinya waktu atau tempat turun (rumah).
Adapun
isim zaman dan makan dari fi’il selain tsulasi mujarrot mengikuti wazan isim
maf’ulnya.
Contoh:
إِسْتَخْرَجَ - يَسْتَخْرِجُ
Isim zaman/makannya مُسْتَخْرَجٌ
artinya waktu atau tempat minta keluar.
Untuk
menentukan bahwa isim-isim tersebut di atas isim zaman atau makan adalah adanya
qarinah yang menjelaskannya.
Misalnya,
adanya kata أَمْسِ (kemarin) menunjukkan isim zaman. Dan
adanya هُنَا (disini) menunjukkan isim makan.
7.
Isim
alat, yaitu isim yang menunjukkan arti alat suatu pekerjaan. Isim alat ini
hanya terbentuk dari fi’il tsulasi mujarrot yang muta’addi. Adapun wazan isim
alat ada 4, yaitu :
a.
مِفْعَلٌ
Contoh مِنْصَرٌ artinya alat menolong.
b.
مِفْعَالٌ
Contoh مِفْتَاحٌ artinya alat membuka (kunci).
c.
فَعَّالٌ Contoh ثَلاَّجَةٌ
artinya alat pendingin (kulkas).
d.
مِفْعَلَةٌ Contoh مِمْسَحَةٌ
artinya alat menghapus.
Terkadang isim alat ini tidak berupa
wazan-wazan tersebut di atas, tetapi menggunakan kalimat yang lain. Contoh :
قَلَمٌ
artinya pena, كَأْسٌ
artinya gelas / piala.
BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Dari
keterangan diatas, dapat kami simpulkan sebagai berikut:
a.
Isim
jamid dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Isim jamid dzat
2. Isim jamid ma’na (mashdar
ghiru mim)
b.
Isim
musytaq ada tujuh, yaitu:
1. Isim fa’il
2. Isim maf’ul
3. Shighot mubalaghoh
4. Sifat musyabihat
5. Isim tafdhil
6. Isim zaman dan Isim makan
7. Isim ‘alat
B.
PENUTUP
Demikianlah
yang dapat kami sajikan. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Amiin
Daftar Pustaka
Ni’mah,Fuad, Qowa’idul Lughoh al ‘Arobiyyah
juz II, (Beirut: Daarul Atsaqofah al Islamiyyah, tt).
Sukamto, Imamuddin, dan A. Munawari, Tata Bahasa Arab, (Yogyakarta:
Nurma Media Idea, 2007),
[1] Fuad Ni’mah, Qowa’idul Lughoh al ‘Arobiyyah
juz II, (Beirut: Daarul Atsaqofah al Islamiyyah, tt). Hlm. 30
[2] Drs. H. Imamuddin Sukamto, MA dan A. Munawari, Tata
Bahasa Arab, (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2007), hlm. 12-16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar